Laman

24 Januari, 2018

Better Left Unsaid

Waktu SMA adalah waktu terbaik dalam sejarah hidupku. SMA ku adalah SMA Kristen swasta di Jogja yang menurutku terkenal dengan tawuran pelajarnya. Super bandel anak-anaknya. Tapi setelah aku kenal dengan teman-teman di sekolah itu aku merasa nyaman. Sekolah ini tidak seperti apa yang kalian bayangkan. Seram dengan perkelahian dan anarkinya.

Agustus 2010 aku secara resmi menjadi pelajar SMA, seperti di sinetron-sinetron di hari pertama aku masuk sekolah aku sudah telat! Aku telfon temanku SMP yang kebetulan masuk ke SMA yang sama, "halo, aku telat masuk gimana nih?" ternyata dia sama sekali gak jawab pertanyaan ini malah dia menjawab "heyy kita satu kelas!". Lega, untungnya aku sudah ada satu kenalan di kelas. Dan dia menyisihkan satu bangku untuk aku.

Di kelas X, semuanya berjalan normal. Aku punya teman dekat dan kami selalu menghabiskan waktu bersama-sama setelah pulang sekolah. Di sekolah ini aku bisa belajar membagi waktu untuk belajar dan bermain, bukannya sekolah ini terlalu santai tapi ternyata teman-temannya yang membuat aku betah ada di sekolah ini juga untuk saling membagi info dalam pekerjaan rumah atau PR.

Aku bukan termasuk murid yang kenal dengan murid kelas lain, tapi karena aku kembar makanya mau tidak mau aku juga harus kenal dengan teman sekelasnya. Aku kelas XA dia kelas XD. Ternyata diangkatanku ini ada 3 pasang anak kembar. Salah satunya aku dan dimas.

Karena terlalu asyik di kelas X, ga kerasa kita sekelas harus pisah karena peminatan kita yang berbeda-beda. IPA, IPS dan bahasa. Aku memilih untuk masuk IPA.

Di kelas IPA1 ini aku mempunyai teman baru lagi. Kumpulan dari XA, XB dan beberapa kelas XC. Aku sekelas dengan anak kembar juga, yang aku kira aku ga bakal bisa berteman dekat sama dia. Bandel, suka berantem dan punya pacar. Buat apa berteman dekat sama dia?

Tapi semuanya berubah, pertengahan semester waktu itu sekolah mengadakan study tour ke Bali. Kita berangkat dengan Bus dan tinggal di sana selama 5 hari.

Aku punya tiga sahabat, Fape, Ade, Galuh. Waktu masuk ke dalam bus Fape duduk dengan Galuh. Ade dengan pacarnya. Aku? Ga mungkin aku sendiri karena bus ini sudah pas tempat duduknya. Ternyata si anak nakal itu yang duduk di sebelahku yang ga pernah terpikir untuk jadi teman dekat, Kaka.

"Lah kok di sini?" aku tanya. Tapi yasudah aku juga ga ada masalah sama dia. Seneng malah aku bisa kepo tentang dia.
"Ka, aku habis putus" itu kata-kata pertanyaan yang membuka topik kita. Ternyata dia juga udah jomblo. Di perjalanan yang ada ternyata kita bisa bercanda-canda kita cerita-cerita tentang kita masing-masing. Sampai tertidur. Lalu malamnya aku terbangun kita sudah sampai di PLTU Paiton Kabupaten Probolinggo. Karena aku duduk di sebelah jendela dan aku bener-bener sangat jelas lihat lampu-lampu yang super indah (kalau ga percaya coba browsing). Tapi, aku baru sadar ternyata di sebelahku itu masih ada Kaka. Aku lihat dia senyum-senyum sendiri jadinya. Aneh kenapa aku?

Sampai di Bali kita menjalankan program. Waktu kita ada di tempat acara aku pasti selalu bersama sahabatku. Tapi kadang aku cariin dia ada di mana. Aneh. Waktu kita balik semua ke dalam Bus aku senang bisa lihat dia lagi. Ga sabar untuk denger cerita dia.

Tapi, akhirnya terjadi salah paham. Aku sedih..
Pulang ke Jogja duduk sendiri karena Kaka memilih untuk duduk di belakang bersama dengan teman-teman laki-laki. Aku ga tau kenapa dia bisa berubah 180 derjat.
Kita memilih mempunyai jarak di sisa kelas XI sampai kelas XII. Memang kita masih berteman, aku mencoba act like usual ajak dia foto dan ngobrol tapi tetep ada yang beda. Aku tau kamu nyembunyiin sesuatu kan, Ka? But, it better left unsaid.
Terima kasih Bali. Terima kasih 7 harinya.

Kelas XII.
Aku dekat dengan laki-laki ini dekat dengan laki-laki itu. Tapi ga pacaran. Aku lebih nyaman dengan posisi itu. Karena aku tau pada akhirnya pacaran itu untuk putus. Dan Kaka masih bersama hidupnya dan perempuan yang aku gak tau lagi dengan siapa.

Lulus SMA.
Aku seneng tapi aku ngerasain yang namanya kosong. Aku dibuat penasaran dan dibuat bingung sama laki-laki. Aku gak akan pernah mau untuk bertanya apa maksud dia. Aku cuma takut mendengar fakta dan ini akan merusak hubungan pertemanan kami. Akhirnya kita wisuda SMA dan foto bersama untuk yang terakhir kalinya.

Waktu Kuliah.
Aku denger-denger dia bakal ke Jerman untuk lanjut studi di sana. Aku harus apa? rasa penasaranku bakal dibawa dia sampai sana. Lagipula sekarang aku sudah ada pacar. Dia juga. Aku pikir mungkin itu adalah kelabilan seorang laki-laki SMA. Aku memutuskan untuk tidak memikirkannya.

2017
Akhirnya aku lulus di bulan Agustus  2017 dan ini adalah tepat 4 tahun yang lalu aku masuk ke dalam masa SMA yang super menyenangkan itu.
Sebelum wisuda yaitu tanggal 26 Agustus, aku memilih untuk nonton konser musik di Prambanan. Sebenarnya aku sama sekali tidak akan datang di konser itu. Mamaku dan temannya yang akan datang untuk menonton Kahitna. Tapi Tuhan berkata lain, karena Mama berhalangan untuk nonton dan daripada tiket itu mubazir, jadi dua tiket itu diibahkan untuk aku. Dan aku memutuskan untuk pergi ke Prambanan dengan sahabatku di kampus, Tania.

Sampainya di Prambanan, aku beli thai tea karena di sana bener-bener panas! Waktu aku jalan menuju panggung aku ga sengaja melihat teman SMA yang sebenernya ga mau aku sapa.
"Tan, pokoknya kamu tutupin aku! aku ga mau sapa dia"
"He? Kenapa?"
"Jadi dia tuh..."
Ga sempet selesaiin pembicaraanku ternyata dia yang pertama lihat aku.
Shock. Dalam hati cuma bisa ngomong "mati, mati, mati". Dia adalah Kaka.

Aneh. seharusnya aku bertindak biasa aja. Soalnya udah 3 kali selama masa kuliah aku ketemu dia, waktu dia liburan di Indonesia.
1. Di Mall saat itu aku bersama pacarku
2. Di kondangan teman SMA dia bersama pacarnya
3. Di kondangan teman SMA dan bersama pacarnya lagi.

"Heeeiii", aku setengah teriak ke arah dia dan kembarannya, Kiki. Orang pertama yang aku jabat tangannya. Dia datang ternyata ga cuma berdua tapi Kaka dan pacar barunya.
Semua berjalan sangat cepat. Aku buru-buru untuk mengakhiri pembicaraan aneh ini, tatapan mata Kaka masih sama. Masih menyimpan perasaan yang sebenernya aku gak tau apa itu, sejak tahun 2011.

*notif instagram*
Ternyata Kaka langsung chat, ini sebenernya bukan typical dia yang chat aku dulu dan isi messagenya "genduuut". Dia coba membuka topik! Ya Tuhan ini bukan Kaka. Aku tau ini kesempatan bisa coba memperbaiki hubunganku sama dia, tanpa ragu aku jawab "Biarin, kan jomblo". Iya, aku udah putus dari pacarku dari beberapa bulan yang lalu. Aku jomblo, tapi dia engga. Dan bener chat ini ga bertahan lama. Aku bakal inget tanggal ini, 20 Agustus 2017.

bersambung...